Jumat, 19 September 2008

✞ Jesus Really Does Loves You ✞

Pada setiap Minggu siang, yaitu sesudah ibadah pagi berakhir, Pak Pendeta dengan anak laki²nya yang berumur 11 tahun selalu pergi ke kota untuk membagikan traktat
Namun pada hari Minggu siang itu udara di luar terasa sangat dingin karena hujan telah menyirami bumi sejak pagi
Ketika saat untuk membagikan traktat tiba, anak laki² itu mulai bersiap² mengenakan baju hangatnya dan berkata, "Aku sudah siap, Pa!"

"Siap untuk apa?", pendeta itu menjawab
"Pa, bukankah ini waktu bagi kita untuk membagikan traktat² ini?".
Pendeta itu menjawab, "Nak... di luar udara sangat dingin dan hujan masih turun…"
Anak itu memandang papanya dengan penuh keheranan, "Tapi Pa, meskipun hujan turun, bukankah masih ada banyak orang yg belum mengenal Yesus dan mereka nanti akan masuk neraka?"
Pendeta itu menjawab, "Tapi nak... aku tidak ingin pergi dalam cuaca seperti ini…"
Dengan sedih anak itu memohon, "Pa... aku harus pergi, boleh, kan?"
Pendeta itu ragu² sejenak lalu berkata, "Kamu tetap ingin pergi?
Kalau begitu, ini traktat²nya dan hati²lah di jalan ya…"
"Terima kasih, Pa!"
Lalu anak itu bergegas meninggalkan rumah dan pergi menembus hujan dan udara luar yg sangat dingin
Anak laki-laki berusia sebelas tahun ini berjalan di sepanjang jalan² kota sambil membagi²kan traktat Injil dari rumah ke rumah
Setiap orang yg ditemuinya di jalan diberinya traktat
Sesudah 2 jam berjalan di tengah² hujan, anak ini menggigil kedinginan tapi masih ada satu traktat Injil terakhir yg masih di tangannya
Lalu ia berhenti di suatu sudut jalan dan mencari seseorang yang dapat diberinya traktat, tapi jalanan itu sudah sepi sama sekali
Lalu ia menuju ke rumah pertama yang dilihatnya di ujung jalan itu
Ia berjalan mendekati pintu depan rumah itu dan membunyikan bel… Setelah ia memencet bel, tidak ada jawaban dari dalam
Lalu ia memencet bel lagi dan lagi, tapi tetap tidak ada jawaban
Ditunggunya lagi beberapa waktu, namun masih saja tidak ada jawaban

Akhirnya, anak laki-laki ini memutuskan untuk pergi, tapi ada sesuatu yg mencegah keinginannya untuk pergi, maka sekali lagi, dia menuju pintu, memencet bel dan mengetuk pintu keras² dgn tangannya
Ia menunggu, ada perasaan kuat yg membuatnya tetap ingin menunggu di depan rumah itu
Dia memencet bel lagi, dan kali ini pintu itu perlahan-lahan dibuka
Nampak seorang wanita yang berwajah sedih berdiri di depan pintu
Wanita itu dgn pelan bertanya, "Ada apa, nak? Apa yang dapat kulakukan untukmu?"

Dengan mata bersinar² dan tersenyum, anak laki-laki ini berkata, "Ibu, maafkan aku karena mengganggumu, tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa Yesus sungguh²  mengasihimu, dan aku datang ke rumah ini untuk memberikan traktat Injil terakhir yang aku miliki… Traktat Injil ini akan menolong Ibu untuk dapat mengetahui segala sesuatu tentang Yesus dan KasihNya yg besar…"
Anak itu memberikan traktat terakhirnya kepada wanita itu dan ia segera pergi
Saat beranjak pergi, wanita itu berkata,"Terima kasih, Nak!"
Hari Minggu berikutnya, Pak Pendeta, papa dari anak laki² tadi, berdiri di balik mimbar dan memulai ibadahnya dengan pertanyaan, "Adakah di antara jemaat yang ingin memberikan kesaksian atau ingin membagikan sesuatu?"

Di barisan kursi paling belakang, seorang wanita terlihat perlahan² berdiri 
Saat ia mulai bicara, nampak wajahnya berseri² dan ia berkata,  
Tidak satupun di antara anda yg mengenal aku… Aku belum pernah ke gereja ini sebelumnya… Anda perlu ketahui, hari Minggu yang lalu aku bukanlah seorang Kristen… Suamiku telah meninggal beberapa waktu yg lalu dan meninggalkan aku sendiri di dunia ini Hari Minggu yg lalu

Lanjut wanita itu,  
Dinginnya hatiku melebihi dinginnya cuaca dan hujan di luar rumah… Aku berpikir aku tidak kuat dan tidak sanggup lagi untuk hidup… Lalu aku mengambil tali dan sebuah kursi, kemudian naik tangga menuju ke loteng rumah Aku mengencangkan ikatan tali kuat² di palang kayu penopang atap, lalu berdiri di kursi dan mengikatkan ujung tali yg lain di leherku Aku berdiri di kursi itu dengan hati yg hancur Saat aku hendak menendang kursi itu, tiba² bel rumahku berbunyi nyaring
Aku menunggu beberapa saat sambil bertanya dalam hati, siapakah yang membunyikan bel itu?
Aku menunggu lagi, karema bel itu berkali² berbunyi dan semakin lama kedengarannya semakin nyaring, apalagi ketika terdengar ketokan pintu
Siapa yang melakukan hal ini? tanyaku dalam hati
Tak ada orang yg pernah membunyikan bel rumah dan mengunjungiku
 Lalu aku mengendorkan ikatan di leherku dan bel yang berbunyi mengiringi langkahku menuju pintu depan di lantai bawah
Ketika kubuka pintu, aku hampir tidak percaya dengan apa yang aku lihat, karena di teras rumahku berdiri seorang anak anak laki² yg belum pernah aku lihat sebelumnya… 
Wajahnya berseri² seperti malaikat dan senyumnya… 
Oh aku tidak dapat menggambarkannya pada anda! 
Dan perkataan yang diucapkannya sungguh menyentuh hatiku yg telah lama beku, 'Ibu, aku hanya ingin mengatakan bahwa Yesus sungguh² mengasihimu…  
Lalu dia memberiku traktat Injil yg saat ini kupegang… 

Saat malaikat kecil itu menghilang dari rumahku, menembus dingin udara dan hujan, aku menutup pintu dan membaca setiap kata dalam traktat Injil ini… 
Aku kembali ke loteng untuk mengambil tali dan kursi yg akan kupakai untuk bunuh diri, karena aku sudah tidak membutuhkannya lagi… 
Anda lihat, sekarang aku seorang Anak Raja yg bahagia dan karena ada alamat gereja ini di bagian belakang traktat, maka aku datang ke tempat ini untuk mengucapkan terima kasih pada malaikat kecil yg datang tepat pada waktu aku membutuhkannya
Tindakannya itu telah menyelamatkan jiwaku dari hukuman neraka yg kekal


Seluruh jemaat di gereja itu meneteskan air mata
Seiring dengan pujian syukur yg dinaikkan untuk memuliakan Raja, yg bergema di setiap sudut bangunan gereja
Pak Pendeta turun dari mimbar dan pergi menuju ke bangku di barisan depan, tempat dimana 'malaikat kecil' itu duduk
Pak Pendeta itu menangis tak tertahankan dalam pelukan anaknya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya… (ʃƪˆ◡ˆ)(ˆ◡ˆʃƪ)